Cari Blog Ini

07 Oktober 2010

Banjir, 87 Orang Tewas


WANDOMA- Korban tewas banjir bandang di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat yang terjadi Senin (4/10) terus bertambah. Hingga kemarin jumlah korban tewas sudah mencapai 87 orang. Sedangkan 67 warga dilaporkan hilang, 91 orang luka berat dan 461 lainnya mengalami luka ringan. Belum semua daerah bencana yang terjangkau tim penanggulangan bencana. Presiden SBY turut berlangsungkawa dan langsung mengirim bantuan senilai Rp2 miliar.

Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah. Sebab, ada beberapa wilayah yang belum tersentuh tim evakuasi karena jalur terputus. Informasi tentang korban dan kondisi di lokasi bencana dilaporkan oleh Ketua Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Papua Barat, Derek Ampnir, Rabu (6/10). "Ada sejumlah kampung yang tertimbun lumpur tapi belum bisa dimasuki, seperti kampung Sobei, Ondibai, dan Rotei," kata Derek.

Kemarin sebuah tim juga berhasil mengevakuasi empat korban dari timbunan lumpur dengan kondisi sangat mengenaskan. Dalam dua hari terakhir, ujar Derek, 26 korban tewas sudah dimakamkan. Dalam mengevakuasi, tim kerap menggunakan gergaji mesin karena banyak korban yang terjepit dan tertimpa pohon. Warga juga masih panik dan ketakutan, akan adanya banjir bandang susulan seiring masih derasnya hujan yang mengguyur Wasior.

Sementara jalur sungai tidak bisa lagi digunakan, karena tertutup lumpur. ''Padahal ini salah satu jalur yang melintasi perkampungan dan digunakan sebagai jalur evakuasi," tuturnya. Korban tewas dan selamat yang ditemukan oleh Tim SAR gabungan dari Polda dan Kodam Papua terapung di laut akibat terseret air bah. banjir bandang menyebabkan akses darat ke lokasi terputus. Bantuan dikirim melalui kapal laut dan helikopter. Bandara Wasior bahkan tidak bisa dipakai untuk mendarat, karena terendam banjir.

Komandan Kodim Manokwari, Letkol Edward Sitorus mengatakan 53 pengungsi berhasil dievakuasi ke Manokwari menggunakan KRI Fatahilah. Semua korban saat ini ditempatkan di tenda pengungsi di Markas Kodim Manokwari. Kondisi tempat penampungan cukup memprihatinkan karena tidak ada MCK. Bantuan yang datang juga baru sebatas spontanitas. ''Kami pasang 8 tenda pengungsi, tapi kami masih kewalahan MCK dan air bersih,'' jelas Edward.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), telah memerintahkan kepala BNPB dan Gubernur Papua Barat segera melakukan langkah langkah darurat. Presiden meminta penyelamatan, evakuasi, pengobatan dan pencarian korban hilang diprioritaskan.

Operasi tanggap darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang digelar di Wasior, Papua Barat, sudah cukup maksimal. Tetapi terputusnya sambungan komunikasi dan transportasi, membuat evakuasi korban berjalan lamban.
Demikian pengakuan Kahumas BNPB, Priyadi Kardono, mengenai kemajuan tanggap darurat bencana banjir di Wasior. Ini disampaikannya di sela rapat kerja BNPB dengan Komisi VII DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

"Justru kami sangat concern dengan keadaan di sana, tapi memang sulit medannya. Pemkab dan Pemprov sudah angkat tangan sebab mereka juga jadi korban," kata Priyadi.
Banjir membuat lokasi kejadian dipenuhi sampah pohon yang berasal dari hutan-hutan sekitar. Upaya menyingkirkan sampah pohon untuk menemukan korban yang tertimbun pun menjadi sulit, sebab alat-alat berat tidak bisa secepatnya diterjunkan ke lokasi.

"Infrastruktur di sana hancur termasuk lapangan udaranya. Sedangkan kotanya luluh lantak, jadi hanya bisa melalui jalur laut. Komunikasi juga masih terhambat," jelas Priyadi.

Melalui jalur laut itu pula BNPB menyalurkan bantuan darurat kepada para pengunggsi. Hingga saat ini telah dikirim 1.357 ton bahan pangan, obat-obatnya dan pakaian.
Sementara itu 3.000-an warga masih mengungsi. Mereka tersebar di Manokwari, Nabire dan distrik Oransbari. Mereka mengungsi di tenda-tenda akibat rumahnya sudah tak layak huni. "Selain itu, juga mencari tempat yang lebih nyaman," kata Menko Kesra, Agung Laksono dalam konferensi pers di Jakarta.

Selain masalah pengungsi, penanganan bencana juga masih terhambat jalan darat yang terputus. Selain itu jalur udara juga susah di jangkau karena bandara Wasior masih terendam lumpur. "Jalan satu-satunya, kami kirimkan RS terapung KRI dr.Soehaso yang akan dikirim ke Teluk Wondama. Itupun harus dengan perjalanan 8 jam perjalanan laut. Semoga cuaca bagus sehingga bisa cepat sampai," harap Agung.

Bencana banjir juga menyebabkan 68 orang hilang dan 461 luka ringan. Pemerintah pusat dan Pemprov telah mengirimkan bantuan logistik tadi pagi menggunakan pesawat charter yang berisi obat-obatan dan makanan. Untuk mendistibusikan bantuan, dikerahkan juga KRI Kalay, KM Gracelia, KM Papua dan KM Delta Mas II.
"Masih dibutuhkan banyak bantuan terutama tenda dan makanan. Belum ada bantuan asing," tegasnya.

Presiden SBY turut berbela sungkawa atas musibah banjir yang melanda masyarakat di Wasior, Papua Barat. Untuk meringankan penderitaan para korban, Presiden memberi bantuan pribadi senilai Rp2 miliar.

"Untuk bantuan Presiden telah disampaikan bantuan pribadi dalam kapasitas sebagai Presiden senilai Rp2 miliar. Dialokasikan dalam bentuk bahan makan seperti makanan untuk anak bayi, pangan sandang seperti selimut atau mungkin pakaian anak," kata Juru Bicara Presiden Bidang Dalam Negeri, Julian Aldrin Pasha.

Bantuan itu akan diangkut dengan pesawat Hercules milik TNI. Soal kapan dikirim ke Papua, Julian belum bisa memastikan kapan. Terlebih dahulu akan diinventarisir apa saja yang dibutuhkan oleh para korban. Presiden, menurut Julian, menginstruksikan kepada Kepala BNPB agar segera melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat untuk memastikan apa saja yang diperlukan untuk antispasi penanggulangan bencana.

Berdasarkan pendataan PMI Papua Barat, para korban banjir membutuhkan bantuan dengan segera. Sejumlah bantuan yang mendesak dipenuhi berupa kantong jenazah, pakaian balita, pakaian layak pakai untuk dewasa, makanan siap saji, susu, obat-obatan dan bahan bakar. Di hari pertama banjir, PMI juga telah mengirim 5 dokter, dan mengirim 500 paket higiene kit. Lima dokter ini melayani 300 orang lebih warga yang mengalami luka. Selain itu, sekitar 10 relawan dari PMI Papua Barat telah berada di lokasi.(sm/dtc/oke/mi/ti/vv)