Cari Blog Ini

08 November 2010

Jangan Selewengkan Bantuan untuk Korban Bencana




Jumlah korban bencana tsunami Mentawai, Sumbar dan letusan Gunung Merapi, Yogyakarta terus bertambah. Hingga Minggu (7/11), jumlah korban tewas tsunami Mentawai 447 orang , sedangkan korban tewas letusan Merapi 135 orang. Ratusan orang menderita luka-luka dan kini masih menjalani perawatan.

Khusus Merapi, situasi di seputaran gunung teraktif di dunia tersebut, hingga kemarin masih mencekam. Letusan dan semburan awan panas (wedhus gembel) yang tiada henti dari puncak Merapi mengakibatkan jumlah pengungsi juga terus bertambah. Tercatat, sebanyak 278.403 penduduk telah mengungsi menjauhi gunung tersebut.

Kini kondisi para pengungsi, korban luka dan keluarga yang ditinggalkan oleh korban tewas amat memprihatinkan. Mereka membutuhkan uluran tangan. Boleh jadi dalam beberapa hari ke depan Gunung Merapi mulai berhenti mengeluarkan debu dan awan panas. Lalu mereka pun kembali ke rumah masing-masing. Tapi apa yang bisa mereka perbuat.

Dengan kondisi rumah yang rusak berat atau ringan, lahan pertanian hancur, ternak mati dan harta benda juga rusak bahkan mungkin hilang tentu sulit bagi mereka untuk memulai kehidupan baru. Berkemungkinan satu hingga dua bulan ke depan mereka
masih membutuhkan uluran tangan dari pemerintah dan rakyat Indonesia pada umumnya. Kondisi yang sama juga dihadapi oleh para pengungsi dan kelurga korban tsunami Mentawai.

Untuk menangani rehabilitasi daerah-daerah yang rusak pasca bencana Gunung Merapi Jawa Tegah-Yogyakarta dan tsunami Mentawai, pemerintah menyiapkan dana Rp3,5 triliun untuk melakukan rehabilitasi atau perbaikan. Dana rehab ini di luar dana penanganan bencana yang dimiliki oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Rehab di luar itu kurang lebih Rp 3,5 triliun untuk program-program rehabilitas. Sedangkan jumlah dana alokasi penanggulangan bencana dalam tahun anggaran 2010 mencapai Rp3,9 triliun.

Presiden SBY juga telah berjanji bahwa pemerintah membeli hewan ternak penduduk di sekitar Gunung Merapi, dan akan membangun kembali rumah-rumah penduduk yang rusak akibat erupsi gunung tersebut. Menurut Presiden dana untuk itu sudah dianggarkan.

Selain bantuan dari pemerintah, semua rakyat Indonesia kiranya juga mesti membantu meringankan beban dan penderitaan para korban. Meskipun masing-masing hanya bisa membantu sedikit, tapi kalau bantuan yang sedikit-sedikit itu dikumpul tentu akan sangat membantu. Bantuan dan sumbangan itu bisa disampaikan melalui pemerintah, lembaga yang ditunjuk pemerintah atau lembaga yang telah diberikan kepercayaan oleh pemerintah untuk menghimpun bantuan tersebut.

Diharapkan bantuan yang diberikan pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan dan masyarakat lainnya bisa tepat sasaran. Dana bantuan ini jangan pula menjadikan ajang ini untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok. Karena telah banyak terjadi uang bantuan bencana dari APBN dan APBD dikorupsi oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Begitulah juga bantuan yang dihimpun oleh elemen masyarakat juga tak luput dari praktik tilep menilep.

Bantuan yang berasal dari APBN dan APBD diharapkan secepatnya turun. Sebab tak jarang pula, bantuan dana atau rehabilitasi baru mulai direalisasikan satu tahun setelah bencana, bahkan dana bantuan untuk gempa Sumbar 2007 saja, kabarnya baru dicairkan beberapa bulan yang lalu. Demikian juga dengan dana bantuan gempa Yogyakarta tahun 2006 juga dikabarkan baru didistribusikan setelah dua tahun bencana berlalu. **