Cari Blog Ini

25 Desember 2008

Peliknya Masalah Sampah di Kota Batam (Bagian 2)

Wajah Di-Make Up, Kaki Kudisan (Judul)

BATAM-Bak anak gadis yang baru mengalami puberitas, wajahnya setiap hari terus dibedaki, bahkan diolesi make up supaya tampak cantik, meskipun terkadang lipstiknya terkesan mencolok. Namun si gadis terlupa dengan kondisi betisnya yang kudisan dan koreng akibat bekas luka terjatuh saat kanak-kanak belajar waktu bersepeda dan main kucing-kucingan.

Kelatahan si gadis yang baru mengalami puberitas itu di dalam berdandan, kondisinya tak jauh beda dengan Kota Batam. Supaya terkesan cantik, indah dan hijau Pemerintah Kota (Pemko) Batam serius menjaga kebersihan jalan kawasan protokol, dekat kantor pemerintahan dan pada titik-titik tertentu yang bisa terlihat langsung oleh para petinggi pemerintah pusat yang berkunjung ke Batam.

Tepatnya, Pemko Batam melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam hanya konsentrasi menjaga kebersihan, keindahan dan kehijauan titik-titik atau lokasi tertentu yang termasuk dalam item penilaian Piala Adipura. Tujuannya, sudah jelas agar di tahun 2009 Kota Batam kembali dianugerahi Piala Adipura sebagai lambang kota terbersih untuk kategori kota besar se-Indonesia.

Kota Batam memang sudah dua kali meraih Piala Adipura, Tahun 2007 dan Tahun 2008. Padahal di tahun 2006 Kota Batam baru saja dinobatkan sebagai kota besar terkotor di tanah air.

Tidak bisa dipungkiri peraihan Piala Adipura merupakan prestasi yang luar biasa yang diperoleh melalui kerja keras pasukan kuning Dinas Kebersihan Kota Batam dan Pemko Batam secara menyeluruh. Prestasi itu juga awal yang sangat manis dari duet Drs H Ahmad Dahlan dan Ir H Ria Saptarika ketika baru memasuki usia satu tahun kepemimpinannya.

Ketika Dinas Kebersihan Pemko Batam terkonsentrasi menangani kebersihan di lokasi-lokasi yang masuk ke dalam item penilaian Tim Penilai Piala Adipura, teryata penanganan sampah di kawasan perumahan jadi memburuk. Terutama untuk perumahan kelas menengah ke bawah.
Sedangkan pengangkutan sampah untuk perumahan kelas menengah ke atas lancar-lancar saja.

Buruknya penanganan sampah di perumahan kelas menengah ke bawah dikeluhkan antara lain oleh warga Perumahan Oma Batam Centre, warga Perumahan Cendana Batam Centre, warga Perumahan Cikitsu dan warga Perumahan Taman Raya. Semua perumahan itu terletak di wilayah Batam Centre, Kecamatan Batam Kota yang nota bene bagian dari wilayah utama kawasan perkotaan. Kondisi buruk itu pada hakikatnya juga terjadi di berbagai perumahan yang ada beberapa kecamatan lainnya di Kota Batam.

Seperti halnya yang keluhan warga Perumahan Oma Batam Centre, sampah di perumahan ini sudah dua bulan lamanya tak diangkut. Akibat bak TPS telah penuh, sampah pun jadi menggunung, bahkan bertaburan di jalan yang panjangnya mencapai 25 meter. Aroma busuk menyengat dan ribuan lalat hinggap di tumpukan sampah itu, sebelum akhirnya kawanan lalat itu masuk ke rumah-rumah warga.

"Memang sudah dua bulan sampah di perumahan kami tak diangkut. Kami takut membuka pintu dan jendela, karena lalat langsung menyerbu ketika pintu dan jendela dibuka. Sampah kantong plastik pun bisa ikut diterbangkan angin ke dalam rumah bila pintu dibukakan," kata Yani dan Ainul bersama puluhan warga Oma Batam Centre, Selasa (23/12) lalu.

Namun warga Oma tetap bersyukur, ketika kondisi itu pada Selasa pagi dilaporkan langsung kepada Walikota Batam Ahmad Dahlan, Wakil Walikota Batam Ria Saptarika dan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam Azwan, tumpukan sampah itu telah diangkut semua oleh truk-truk sampah pada Rabu (24/12) sore dan Kamis (25/12) pagi. Ada sekitar 4-5 truk sampah yang diangkut.

"Syukur sampah telah diangkut semua, namun kita tentunya tidak berharap kondisi ini kembali terjadi. Karena sudah terlalu sering. Sayang juga hal-hal seperti ini harus dilaporkan dulu kepada Walikota dan Wakil Walikota. Ini menunjukan bahwa ada sistem yang tidak berjalan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam," kata Adri, warga Perumahan Oma.

Mengetahui sampah di Perumahan Oma Batam Centre telah diangkut Wakil Walikota Ria Saptarika juga merasa plong. Ia berterima kasih telah diberikan masukan oleh warga Perum Oma. "Saya telah tugaskan Dinas Kebersihan, terima kasih telah diingatkan," kata Ria melalui pesan singkat.

Sementara itu warga Cikitsu Batam Centre juga mengeluhkan kondisi sampah yang bertaburan di sekitar TPS yang menyebabkan badan jalan sepanjang 25 meter tertutupi oleh sampah. Penyebabnya karena truk jarang datang ke TPS tersebut. Datangnya kadang seminggu sekali, kadang malah lebih molor lagi. Akibatnya sampah menumpuk dan tak tertampung lagi oleh TPS sehingga bertaburan di jalanan.

Tokoh masyarakat Perumahan Cikitsu, Said Abdullah yang juga Caleg DPRD Kota Batam, Nomor 1 dari Partai Merdeka untuk Dapil II menyayangkan belum maksimalnya penanganan sampah oleh Pemko Batam.

Menurut Said, pecuma saja fogging, adipura atau pun kampanye hidup sehat jika penanganan sampah oleh Pemko Batam begitu sembraut. "Jangan anggap sepele persoalan sampah. Ini menyangkut kesehatan anak-anak dan warga keseluruhan," kata Said.

Pada bagian lain, sampah di Perumahan Cendana Batam Centre jadwal pengangkutannya juga tidak jelas. Kadang hanya seminggu sekali, terkadang malah lebih. Tapi kadang ada juga tidak hari sekali. "Sampah di perumahan kami kadang hanya diangkut seminggu sekali. Sampah itu kadang sudah sampai berulat," kata Feri, warga Perum Cendana.

Karena warga Perum Cendana tidak menganut sistem TPS, jika sampah sempat tak diangkut dalam seminggu, maka tumpukan sampah di depan rumah warga sudah banyak ulatnya. Aroma busuknya juga tak tanggung-tanggung. Tak tahan dengan bau busuk akhirnya warga membuang sampah di semak-semak atau pun menaruhnya di jalan-jalan sepi yang jaraknya agak jauh dari perumahan. (bersambung). (sm/ye)

Peliknya Masalah Sampah di Kota Batam (Bagian 1)

'DBD dan ISPA Sengaja Dipelihara'

BATAM-Sejak satu bulan belakangan warga Blok B, C, D dan E Perumahan Oma Batam Centre, Kawasan Legenda, Kecamatan Batam Kota menutup rapat-rapat pintu utama dan pintu jendela rumah mereka. Mereka enggan, bahkan takut dan hanya sekali-sekali saja membuka pintu dan jendela.

Perumahan Oma Batam Centre di sebelah barat dan utaranya memang berbatasan langsung dengan puluhan rumah liar (ruli) yang sudah berdiri lebih duluan dari pada perumahan ini. Kendati sudah ada pagar tembok setinggi 1,5 meter, tapi baru saja dibangun dua bulan belakangan. Itu pun juga belum selesai semua.

Karena berdampingan langsung dengan puluhan ruli, kurang amankah perumahan Oma Batam Centre? Tidak! Warga Oma menutup rapat pintu dan jendela rumah mereka, bukan karena persoalan keamanan atau banyak maling.

Selama ini antara warga Perumahan Oma Batam Centre dan warga ruli Kampung Air tidak ada permasalahan. Bahkan hubungan komunikasi dan kemasyarakatan antara keduanya berjalan dengan baik.

Yang ditakutkan warga Oma, justru adalah ribuan lalat dan aroma busuk dari gundukan sampah yang sudah sejak dua bulan belakangan tidak diangkut oleh rekanan Dinas Kebersihan Pemko Batam.

"Saya sudah satu bulan ini, terus menutup pintu dan jendela rumah. Kalau dibuka bau busuk sampah langsung menyeruak ke dalam rumah. Bahkan kantong plastik yang beterbangan dibawa angin juga masuk ke dalam rumah. Begitu juga dengan ribuan lalat. Tumpukan sampah di TPS (tempat pembuangan sampah-red) perumahan ini memang sudah dua bulan tak diangkut," kata Yani, warga Blok D Perumahan Oma Batam Centre.

Yani, Zon, Ainul, Rahmi dan puluhan warga Oma lainnya mengaku telah mengalami gangguan pernafasan atau infeksi saluran pernafasan atas (ISFA) dengan gejala batuk-batuk sejak tiga minggu belakangan. Tidak hanya itu, mereka juga dihantui oleh serangan nyamuk Deman Berdarah Dengue (DBD), karena kantong plastik yang beterbangan dibawa angin telah memenuhi parit, sehingga parit tertutup dan airnya tidak mengalir.

Wakil Walikota Batam Ria Saptarika ketika dihubungi, Selasa (23/12) pagi melalui sambungan telepon berjanji akan menugaskan Dinas Kebersihan untuk mengangkut tumpukan sampah yang telah memenuhi badan jalan sepanjang 50 meter tersebut.

"Terima kasih informasinya. SMS kan saja alamat dan lokasinya. Nanti saya akan tugaskan. Pak Walikota juga akan berkunjung ke kawasan Legenda Malaka siang ini," kata Ria, kemarin.

Alamat perumahan dan lokasi tumpukan sampah pun di-SMS-kan ke nomor telepon selular Ria Saptarika. Namun hingga senja kemarin, janji politisi PKS yang konsen dalam program KTP SIAK itu tak terbukti.

Berikutnya, pagi kemarin warga juga mengirimkan SMS ke nomor ponsel Walikota Batam Ahmad Dahlan, melaporkan sampah yang sudah dua bulan tak diangkut. Pesan terkirim, namun Dahlan tak memberikan tanggapan atau respon.

Kendati walikota kemarin juga berkunjung ke Perum Legenda Malaka Blok B, yang berdekatan dengan Perum Oma Batam Centre, namun sayangnya ia tak mengubris SMS laporan warga tersebut. Apa lagi akan turun sidak.

"Jika Pak Ria dan Pak Dahlan tak merespon pengaduan warga, berarti Adipura itu hanya simbol belaka. Ini sama saja Pemko Batam memelihara DBD dan ISPA. Pecuma saja fogging segala macam, kalau sampah menumpuk dan bertebaran hingga berbulan-bulan dibiarkan begitu saja," kata Adri menyesalkan.

Sehubungan dengan 25 tahun penyelenggaraan Pemeritahan Kota Batam yang bertepatan dengan hari ini 24 Desember 2008, anggota DPRD Provinsi Kepri H Taba Iskandar, juga memberikan cacatan penting tentang buruknya penanganan sampah di Kota Batam. Ia juga berpendapat Adipura hanya akan menjadi simbol semata dan tidak berarti apa-apa, ketika sampah menumpuk di mana-mana.

Tumpukan sampah di Perum Oma Batam Centre, baru hanya salah satu contoh kasus, karena hal serupa juga terjadi di berbagai kawasan perumahan lainnya. Di mana ada jalan sepi, di situ ada tumpukan sampah. (bersambung). (sm/ye)