Cari Blog Ini

19 November 2010

Waspadai Cakada yang Banyak Tabur Bantuan




Puncak helatan pesta demokrasi Pemilihan Walikota (Pilwako) Batam, Pemilihan Bupati (Pilbup) Karimun semakin dekat. Begitu juga dengan Pilbup Natuna. Pilwako Batam dan Pilbup Karimun akan dilangsungkan secara bersamaan, Rabu 5 Januari 2011. Sedangkan Pilbup Natuna akan dilaksanakan pada Bulan Februari 2011.

Pilwako Batam diikuti oleh lima pasangan calon walikota dan calon wakil walikota (Cawako dan Cawawako) Batam. Pasangan itu adalah Ahmad Dahlan-Rudi, Ria Saptarika-Zainal Abidin, Amir Hakim-Syamsul Bahrum, Nada F Soraya-Nuryanto dan Arifin Nasir-Irwansyah.
Pada tanggal 15 November 2010 lalu kelima pasangan Cawako-Cawawako Batam telah mencabut nomor urut. Nomor urut 1; Dahlan-Rudi, urut 2; Ri-Zainal, urut 3; Nada F Soraya-Nuryanto, urut 4; Arifin Nasir-Irwansyah dan urut 5; Amir Hakim-Syamsul Bahrum. Semua bangga dengan nomor urut mereka masing-masing dan menganggap nomor urut itu memiliki arti tersendiri bagi mereka.

Sedangkan untuk Pilbup Karimun telah memasuki hasil verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karimun. Saat pengumuman, Selasa 16 Novemver 2010, KPU Karimun menyatakan dua pasangan Cabup-Cawabup yang mendaftar ke KPU Karimun kedua-duanya lolos verifikasi. Pasangan itu adalah Nurdin Basirun-Aunur Rafiq dan Samsuardi-Suryaminsyah. Selanjutnya pengundian nomor urut akan dilaksanakan Sabtu, 20 November 2010.

Sementara untuk Pilbup Natuna, pendaftaran calon ke KPU telah ditutup pada Kamis, 11 November 2010. Ada enam pasangan cabup-cawabup yang mendaftar, yakni; Tawarich-Suwardi, Siswandi-Baharuddin, Ilyas Sabli-Imalko, Raja Amirullah-Daeng Amhar, Sayed Ridwan-Herman Yadi dan Agustino-Sayid Azhari.

Untuk Pilwako Batam dan Pilbup Karimun, masing-masing pasangan calon kepala daerah (Cakada) telah mulai melakukan sosialisasi sejak beberapa bulan terakhir, baik sosialisasi secara langsung maupun terselubung. Makin dekat dengan hari H, maka masing-masing calon makin gencar melakukan gerilya politik.

Bila dibandingkan antara Pilwako Batam dan Pilbup Karimun, maka dinamika politiknya terasa lebih tinggi di Pilwako Batam. Apalagi pasangan calon yang bersaing di Pilwako Batam sebanyak lima pasangan calon, sedangkan di Pilbup Karimun hanya dua pasangan calon saja. Di Pilwako Batam banyak yang memprediksi besar kemungkinan akan berlangsung dua putaran, karena sulit untuk meraih suara 30 persen plus 1. Apalagi kekuatan masing-masing pasangan calon nyaris imbang.

Sementara di Karimun karena kandidatnya hanya dua saja, bisa dipastikan Pilbup hanya satu putaran saja. Pasangan Nurdin-Rafiq pun diprediksi tak bakal kesulitan mengalahkan pasangan Samsuardi-Suryaminsyah. Bahkan capaian suara Nurdin-Rafiq kemungkinan akan bisa memecahkan rekor baru dalam pemenangan Pilkada.

Sedangkan untuk Pilbup Natuna, meskipun belum dipastikan beberapa pasangan calon yang akan ikut berlaga tapi diperkirakan Pilbup Natuna dinamikanya akan lebih tinggi dari pada Pilbup Karimun. Selain banyak pasangan yang ikut mendaftar, kekuatan calon juga tidak ada yang terlalu dominan, seperti halnya pada Pilbup Karimun.

Di luar itu, yang perlu diawasi oleh masyarakat adalah penggunaan keuangan daerah atau APBD (anggaran pendapatan belanja daerah) untuk pemenangan Pilkada oleh pasangan calon tertentu. Terutama yang berkesempatan jor-joran menggunakan APBD untuk pemenangan Pilkada adalah pasangan incumbent. Karena memasuki masa-masa Pilkada nyaris setiap hari pasangan Cakada tampil di masyarakat seperti dewa penolong atau pun sinterklass. Di mana-mana membagi-bagikan bantuan; seperti uang, sembako, bahan bangunan, hewan qurban dan lain sebagainya.

Dan sering juga terjadi ada pasangan cakada yang minta bantuan modal kepada pengusaha untuk memenangkan Pilkada. Janji-janjinya kalau menang, maka proyek-proyek tertentu akan dialokasikan kepada pengusaha terkait. Ada juga pengusaha yang diberi lahan dan lain sebagainya. Biasanya praktik-praktik seperti inilah yang menjadi pengerjaan proyek yang tidak sesuai dengan bestek alias asal jadi. Supaya bisa diminimalisir, maka masyarakat harus ikut mengawasinya. Tegasnya celaka kalau memilih calon pemimpin yang demikian. **