Cari Blog Ini

14 November 2008

Pentingnya Revitalisasi BUMD Batam




Pentingnya Revitalisasi BUMD Batam
Sejak berdiri enam tahun yang lalu (2002-2008) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Batam masih saja menjadi polemik. Hingga kini BUMD tersebut belum dapat mewujudkan garis-garis besar tujuan awal pendiriannya.
Jangankan dapat memberikan pemasukan bagi daerah, atau dapat memberi warna di dalam kegiatan perekonomian tertentu, sedangkan keberadaannya saja tidak jelas.
Modal yang dikucurkan Pemko Batam bagi kegiatan operasional dan usaha BUMD senilai Rp2,2 miliar hingga kini pun tidak diketahui pertanggungjawabannya. Yang ada hanya sebuah kesimpulan bahwa BUMD Batam merugi.
Enam tahun sudah persoalan itu terus berlangsung, namun tidak ada solusi. Yang ada hanya cuap-cuap, berpolemik tentang rencana-rencana akan dilakukannya evaluasi, permintaan pertanggungjawaban dan restrukturisasi pengurus/direksi. Yang berpolemik adalah walikota, wakil walikota, unsur pimpinan dan anggota DPRD Kota Batam. Tapi realisasinya nihil.
Terakhir perkembangan informasi tentang BUMD Kota Batam yang dilansir Harian Pagi Sijori Mandiri, edisi Sabtu, 8 November 2008, Wakil Walikota Batam Ria Saptarika sudah malas membicarakan persoalan BUMD Kota Batam itu. Karena kondisi BUMD tersebut tidak layak lagi untuk dipertahankan.
Ria pun mengaku sudah sejak lama setuju dan merekomendasikan agar BUMD Kota Batam itu dievaluasi dan direstruklisasi. Namun hal itu tak terwujud dan bahkan ada pihak tertentu yang menghalangi dan tidak menghendaki hal itu terjadi. Sehingga Ria sendiri sudah malas mengomentari hal tersebut.
Harusnya menurut Ria, BUMD bisa dan mampu menangkap peluang-peluang bisnis yang ada di Kota Batam. Tapi yang terjadi tidak demikian. Meski tidak memiliki kemampuan, namun keberadaan pengurus/direksi BUMD Kota Batam masih saja tetap dipertahankan.
Bayangkan, seorang Wakil Walikota Batam Ria Saptarika saja tidak bisa berbuat apa-apa dengan ketidakjelasan BUMD Kota Batam. Begitu juga dengan Walikota Batam Ahmad Dahlan dan DPRD Kota Batam. Siapakah yang berada di belakang polemik ini? Nanti akan terjawab sendiri!
Tapi yang jelas, keberadaan BUMD di Kota Batam sebetulnya sangatlah strategis. Karena banyak kegiatan perekonomian yang bisa dilakukan oleh BUMD. Baik yang bisa memberikan pemasukan keuangan bagi daerah serta juga dapat membantu masyarakat dalam hal-hal tertentu. Namun tentunya diperlukan orang yang kualifite dan berkredibilitas baik sehingga mampu mewujudkan cita-cita tersebut.
Ironisnya, Batam yang begitu maju, bertetangga dengan negara Singapura dan Malaysia namun ternyata untuk pengelolaan BUMD saja jauh tertinggal bila dibanding dengan BUMD Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah.
BUMD Kab Sragen yang baru berumur sekitar 7 tahun, ternyata sudah memiliki 10 badan dan unit usaha. Badan dan unit usaha BUMD Kab Sragen itu meliputi PT Sukowati Mandiri, PT Gentrade, LPEK, PD Bengkel Terpadu, PDAM, BPR BKK Karang Malang- BPR Djoko Tingkir,PD Sukowati Jaya, PD BPR Syariah, PD PAL.
Menariknya, 10 unit usaha milik BUMD Kabupaten Sragen itu berjalan dengan baik serta kondisi keuangannya sehat dan memberikan pemasukan bagi keuangan Pemkab Sragen. Selain itu juga memberikan manfaat bagi masyarakat. Di samping bisa menyediakan lapangan pekerjaan, juga dapat menyediakan jasa dan penyediaan kebutuhan tertentu yang harga lebih murah dibanding harga di pasaran. Sekarang asset BUMD Kabupaten Sragen sudah puluhan miliar rupiah.
Sehubungan dengan kompleksnya persoalan BUMD Kota Batam saat ini, maka sudah saatnya dilakukan revitalisasi terhadap lembaga tersebut. Tinggalkan dulu kepentingan politis dan primodialisme yang sempit untuk membangun BUMD yang sehat, tangguh dan dapat memberi manfaat bagi daerah dan masyarakat. **

Dijambangi The Titans


Kami Dijambangi Grup Band The Titans dalam suasana yang akrab dan sederhana

Keluarga Kami

Sebuah kebahagiaan yang tak terhingga telah diberikan oleh Allah SWT kepada kami. Empat tahun membangun dan membina rumah tangga, Alhamdulilah kami telah dikarunia dua putra kami tercinta; Muhammad Tauhid Alfarabby (22 Juli 2005) dan Umar Faruq Rabbany (09 Juni 2007). Semoga keluarga kami menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan kedua putra kami menjadi anak yang shaleh. Amieeen...

Obama Inspirator


Obama Inspirator Bagi Kaum Muda

Kemenangan telak yang diperoleh calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Barack Obama dalam Pemilihan Presiden AS pekan ini semestinya bisa dijadikan sebagai inspirator bagi kaum muda di Indonesia. Pria kelahiran Hawaii, 4 Agustus 1961 itu sukses terpilih menjadi presiden AS di usia muda, yakni 47 tahun.

Bukan hanya itu, Obama yang akan menjadi presiden AS ke-44 itu juga adalah presiden AS pertama yang berasal dari keturunan kulit hitam (Amerika-Afrika). Namun berbagai keterbatasan itu, tidak menjadi alasan bagi Obama untuk meraih jabatan nomor 1 di negara AS.

Meskipun dunia begitu demam dengan kehebatan Obama yang terpilih menjadi presiden AS dalam usia muda, tapi sesungguhnya Presiden Indonesia pertama Soekarno justru tampil menjadi Presiden RI dalam usia lebih muda dari Obama.

Ketika menjadi Presiden RI pada tahun 1945, Soekarno saat itu baru berumur 44 tahun. Sedangkan Wakilnya Moch Hatta, 43 tahun. Soekarno kelahiran Blitar, Jatim, 6 Juni 1901, sedangkan Moch Hatta kelahiran Bukittinggi 12 Agust 1902.

Sedangkan pemimpin negara di dunia yang terpilih di usia muda, diantaranya adalah John Kenneddy. Ia menjadi Presiden AS di usia 46 tahun, Bill Clinton jadi Presiden AS umur 46 tahun, Hugo Chavez menjadi Presiden Veneuzela di usia 44 tahun, Ahmadinejad menjadi Presiden Iran di usia 49 tahun. Bahkan Fidel Castro menjadi pemimpin Kuba di usia 32 tahun.

Kemenangan Obama serta para pemimpin muda dunia lainnya semestinya menjadi cerminan betapa keyakinan, ketulusan, pemahaman persoalan, dan visi perubahan mampu membangun simpati serta menembus semua keraguan akan pentingnya pengalaman yang sering dijadikan jargon kaum tua untuk menjegal kaum muda.

Sebuah perubahan memerlukan pemikiran yang fresh, jernih, cerdas, cepat, sehat, bersemangat dan bertanggungjawab. Hal itulah yang dibutuhkan Bangsa Indonesia saat ini. Indonesia tak mungkin memperoleh perubahan yang lebih cepat dengan pemimpin dan para pengambil kebijakannya didominasi orang tua yang memiliki banyak keterbatasan, pertimbangan serta minim dengan langkah inovasi, imajinasi dan semangat.

Bila dilihat dari faktor usia pemimpin negara, Indonesia memang mengalami kemuduran. Para pemimpin Indonesia sejak beberapa periode belakangn didominasi oleh kaum tua. Seperti Soeharto terpilih menjadi Presiden RI dalam usia 48 tahun (5 periode, 1968-1998), Gus Dur 59 tahun, Megawati 54 tahun dan SBY 55 tahun.

Lalu bagaimana dengan kandidat terkuat Presiden Indonesia di Pemilu 2009? Ternyata masih didominasi oleh kaum tua. Partai Golkar akan mengusung Jusuf Kalla (68), PDIP mengusung Megawati (62), Demokrat mengusung SBY (60), PKS mengusung Hidayat Nur Wahid (49), Hanura mengusung Wiranto (62), Gerindra mencalonkan Prabowo (58). Calon lainnya Sutiyoso (65), Sultan HB X (64 tahun), Agung Laksono (60 tahun).

Ada pun yang disebut-sebut sebagai politisi muda yang memiliki kapasitas menjadi capres yakni Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, usianya pun sudah 57 tahun. Tifatul Sembiring dari PKS (48). Sedangkan yang termuda adalah Dr Yudi Chrisnandi ME yang berusia 41 tahun. Doktor jebolan UI itu salah satu nominator Capres dari Golkar.

Lalu, apakah kaum muda Indonesia mampu untuk itu? Kalau ditanyakan kepada para politisi senior saat ini, maka mereka akan menjawab belum mampu. Buktinya parpol-parpol besar yang pengurusnya didominasi kaum tua, ternyata juga mengusung capres yang tua.

Lalu, dengan realitas sekarang apakah kaum muda sanggup. Jawabannya mungkin sangat relatif. Karena cukup banyak politisi muda yang duduk di legislatif yang ternyata gagal memikul amanah. Tak sedikit politisi muda yang tabiatnya sama dengan mantan anggota DPR Al Amin Nur Nasution. Banyak juga kaum muda yang duduk di jabatan strategis di eksekutif yang jurus-jurusnya sama dengan Jaksa Urip Tri Gunawan.

Namun tentunya jika kaum muda sungguh-sungguh, memiliki visi dan misi yang jelas, bersih, cerdas, cepat, bersemangat dan bertanggungjawab, tentunya peluang itu pasti bisa diraih seperti halnya Obama. Atau minimal seperti Gubernur NTB M Zainul Majdi yang terpilih menjadi gubernur pada usia 36 tahun. **