Cari Blog Ini

19 Oktober 2010

1 November, Sijori Mandiri Berubah Jadi Haluan Kepri


Harian Pagi Sijori Mandiri di tahun 2010 ini telah berusia sembilan tahun. Sijori Mandiri terbit perdana tanggal 9 April 2001 di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Selama sembilan tahun berdiri, Sijori Mandiri telah berproses, sehingga secara bertahap kemajuan demi kemajuan telah berhasil diraih. Kini Sijori Mandiri menjadi satu-satunya koran lokal di Kepri yang sebarannya terluas, menjangkau seluruh kabupaten dan kota se-Provinsi Kepri, yang meliputi Kota Batam, Tanjungpinang, Kabupaten Bintan, Karimun, Lingga, Natuna dan Anambas.

Koran yang memiliki motto Suara Hati Masyarakat Kepri ini, telah lahir menjadi sebuah bagian penting dari Provinsi Kepri. Nama Sijori Mandiri sesungguhnya memiliki nilai historis bagi masyarakat Kepri, termasuk Riau. Di tahun 1990-an Singapura-Malaysia-Indonesia menjalin kerja sama. Ketiga negara sepakat mendorong pertumbuhan tiga daerah khusus di tiga negara itu, meliputi Singapura, Johor (Malaysia) dan Riau (Indonesia) yang disingkat dengan Sijori.

Untuk mengabadikan semangat kerja sama itulah kiranya nama ‘Sijori’ dipadukan dengan tekad ‘Mandiri’ yang diilhami pemilik, H Basrizal Koto sehingga harian independen ini memiliki brand ‘Sijori Mandiri’. Nama ‘Sijori Mandiri’ dari waktu ke waktu mulai melekat di hati masyarakat Kepri. Namun di sisi lain, ternyata kerja sama segi tiga emas ‘Sijori’ tidak ditindaklanjuti dengan baik oleh ketiga negara, sehingga orang-orang mulai lupa dengan makna ‘Sijori’ yang sesungguhnya. Menyebut nama ‘Sijori Mandiri’ kini sebagian warga Kepri hanya tahu sebatas nama koran saja. Sedangkan pengertian ‘Sijori’ itu sendiri mereka tidak paham.

Di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terdapat Harian Umum Haluan. Harian ini merupakan koran tertua ketiga di Indonesia. Harian Umum Haluan terbit perdana tanggal 1 Mei 1948. Kini Haluan telah berusia 62 tahun. Usia yang matang bagi sebuah media massa. Masa keemasan Harian Umum Haluan sekitar 1970-1985. Di tahun itu haluan sempat menguasai wilayah Sumatera Tengah meliputi Sumbar, Jambi dan Riau. Nama koran ini pun dikenal luas di level nasional.

Memasuki tahun 1990-an atau era digital hingga sekarang Harian Umum Haluan mengalami kemunduran yang cukup drastis, baik oplah, iklan, begitu juga dengan muatan pemberitaannya. Walau dihimpit masalah yang cukup berat, tapi Harian Haluan tetap bertahan dan tetap terbit. Nama besar Harian Umum Haluan tetap dikenal pada level nasional.

Dalam kondisi yang tidak menguntungkan seperti itu banyak pebisnis media yang ingin membeli koran harian milik keluarga Koesuma tersebut. Termasuk pebisnis media kelas kakap yang memiliki grup besar di tanah air. Namun ternyata penawaran itu tak pernah ada titik temu. Bahkan kabarnya, tak jarang keluarga Koesuma menolak penawaran yang diajukan.

Entah ilham seperti apa yang merasuki Koesuma dan keluarga Haluan, ketika H Basrizal Koto (pemilik Riau Mandiri dan Sijori Mandiri) yang mengajukan penawaran ternyata gayung langsung bersambut. Walau negosiasi juga sempat alot, namun itu tak lebih dari keinginan kedua belah pihak untuk mendorong agar ke depan Harian Umum Haluan dapat kembali menjadi media yang benar-benar besar, sebesar namanya selama ini.

Basko ternyata memiliki rencana besar. Setelah berhasil mengambil alih Harian Umum Haluan, Basko pun ingin menjadikan media itu menjadi media yang lebih besar. Ia pun mengambil kebijakan mengubah nama Harian Pagi Riau Mandiri di Pekanbaru, Riau menjadi Haluan Riau. Sedangkan Harian Pagi Sijori Mandiri di Batam, Kepri berubah namanya menjadi Haluan Kepri. Ini sebagai sinyal bahwa Basko ingin membesarkan ketiga koran harian miliknya dengan mengeksplorasi nama besar yang dimiliki Haluan. Pergantian nama Riau Mandiri dan Sijori Mandiri menjadi Haluan Riau dan Haluan Kepri efektif mulai berlaku 1 November 2010. (yon e)