Cari Blog Ini

23 Mei 2011

Hemat Pulsa


Wajah Konti menyerengit dijilat panas terik matahari. Sudah tujuh kali ia memutari Perumahan Genta, tapi alamat rekannya tak kunjung bersua. Ia pun kembali menjejal tiap-tiap blok yang ada di perumahan itu dengan sepeda motor keluaran 2007 milik saudaranya. Tapi, lagi-lagi Konti gagal. Alamat rumah yang di-SMS-kan rekannya belum juga berjumpa.

"Alamatnya, Perumahan Genta Blok F1 No 13, cat rumah warna hijau. Alamat sudah jumpa, cat rumahnya pun hijau, tapi tak ada yang mengenal Udin. Apa Udin salah kasih alamatnya ke gue ya," gumam Konti saat berteduh di bawah pohon jambu dekat pos kamling.

Konti merasa bingung telah delapan kali putar-putar di Perumahan Genta mencari alamat Udin, tapi tidak juga berjumpa. Warga yang ditanyainya pun telah 17 orang. Tapi sayang tak ada warga genta yang mengenal Udin. Meski begitu, Konti tetap yakin Udin memang tinggal di perumahan ini. Karena di kecamatan ini memang hanya satu Perumahan Genta.

Konti pun melirik ke jam dinding di tembok depan siskamling. Pukul 14.15 WIB. "Sudah satu setengah jam mutar-mutar belum juga bertemu. Gimana nih," gumam Konti lagi sembari menghirup teh melati kotak di genggamannya. Ia pun melepas helm di kepalanya dan mengelap keringat didahi dan leher. Maklum suhu di kota industri ini mencapai 34 derajat celcius sejak beberapa hari terakhir.

Setelah pikir-pikir untuk kembali ke rumah saudaranya dan menunda usahanya mencari alamat rumah Udin, tiba-tiba dibenaknya kembali muncul ide untuk kembali menelusuri blok demi blok Perumahan Genta. Kalau nanti tetap juga tak berjumpa, ia pun ingin bertanya ke sekuriti perumahan itu. Tak pikir panjang lagi, Konti pun menstarter sepeda motornya. Satu kali, dua kali ia mutar-mutar di Blok F, tapi tetap saja tak ada Udin.

Dua sekuriti dan satu warga lainnya telah ia tanya lagi, namun tetap juga tak ada yang mengenal Udin. Telah 10 kali Konti menelusuri blok-blok di Perumahan Genta dan sudah 20 orang yang dia tanya. Namun lagi-lagi hasilnya nihil. Ada yang bernama Udin, tapi telah kakek-kakek. Ada juga yang bernama Udin, tapi telah meninggal sejak setahun yang lalu. Konti semakin bingung.

Mungkin ilham yang datang ke Konti. Kali ini Konti tak mau lagi mutar-mutar atau bertanya ke warga. Ia mengambil ponsel buatan Cina di saku celananya. Dia pencet nomor HP Udin 08137269***. Hanya pada nada panggil kedua, suara Udin pun langsung terdengar oleh Konti. "Eh.. Konti sudah di mana, jadi mampir ke rumah sayakan?" tanya Udin.

"Ya, saya sudah di Perum Genta. Eh rumah ente Blok F1 Nomor 13 kan?" kata Konti. "Bukan, di Blok E1 Nomor 13," jawab Udin ringan sembari minta maaf, mungkin salah ketik karena key pad HP-nya memang rusak sejak dua hari lalu.

Konti merasa kesal dengan Udin, tapi ia tak buru-buru meluapkan kekesalan itu begitu berjumpa dengan Udin. Konti intropeksi diri, dan perlahan sadar sebetulnya ia tak perlu mutar-mutar Perum Genta sampai 10 kali dan bertanya ke warga hingga 20 orang warga.

Karena ada cara yang simpel, cukup hubungi nomor HP Udin, sekejap bisa langsung jumpa. Apalagi ternyata di lingkungan itu panggilan Udin ternyata Alex. Syafrudin Alex begitu nama lengkap Udin seperti tertera di STTB. Mungkin dianggap lebih simpel dan keren, warga sekitar memanggil teman Konti itu dengan sebutan Alex. Tak ada satupun warga yang mengenal rekan Konti itu dengan nama Udin. **