Cari Blog Ini

25 Desember 2008

Peliknya Masalah Sampah di Kota Batam (Bagian 1)

'DBD dan ISPA Sengaja Dipelihara'

BATAM-Sejak satu bulan belakangan warga Blok B, C, D dan E Perumahan Oma Batam Centre, Kawasan Legenda, Kecamatan Batam Kota menutup rapat-rapat pintu utama dan pintu jendela rumah mereka. Mereka enggan, bahkan takut dan hanya sekali-sekali saja membuka pintu dan jendela.

Perumahan Oma Batam Centre di sebelah barat dan utaranya memang berbatasan langsung dengan puluhan rumah liar (ruli) yang sudah berdiri lebih duluan dari pada perumahan ini. Kendati sudah ada pagar tembok setinggi 1,5 meter, tapi baru saja dibangun dua bulan belakangan. Itu pun juga belum selesai semua.

Karena berdampingan langsung dengan puluhan ruli, kurang amankah perumahan Oma Batam Centre? Tidak! Warga Oma menutup rapat pintu dan jendela rumah mereka, bukan karena persoalan keamanan atau banyak maling.

Selama ini antara warga Perumahan Oma Batam Centre dan warga ruli Kampung Air tidak ada permasalahan. Bahkan hubungan komunikasi dan kemasyarakatan antara keduanya berjalan dengan baik.

Yang ditakutkan warga Oma, justru adalah ribuan lalat dan aroma busuk dari gundukan sampah yang sudah sejak dua bulan belakangan tidak diangkut oleh rekanan Dinas Kebersihan Pemko Batam.

"Saya sudah satu bulan ini, terus menutup pintu dan jendela rumah. Kalau dibuka bau busuk sampah langsung menyeruak ke dalam rumah. Bahkan kantong plastik yang beterbangan dibawa angin juga masuk ke dalam rumah. Begitu juga dengan ribuan lalat. Tumpukan sampah di TPS (tempat pembuangan sampah-red) perumahan ini memang sudah dua bulan tak diangkut," kata Yani, warga Blok D Perumahan Oma Batam Centre.

Yani, Zon, Ainul, Rahmi dan puluhan warga Oma lainnya mengaku telah mengalami gangguan pernafasan atau infeksi saluran pernafasan atas (ISFA) dengan gejala batuk-batuk sejak tiga minggu belakangan. Tidak hanya itu, mereka juga dihantui oleh serangan nyamuk Deman Berdarah Dengue (DBD), karena kantong plastik yang beterbangan dibawa angin telah memenuhi parit, sehingga parit tertutup dan airnya tidak mengalir.

Wakil Walikota Batam Ria Saptarika ketika dihubungi, Selasa (23/12) pagi melalui sambungan telepon berjanji akan menugaskan Dinas Kebersihan untuk mengangkut tumpukan sampah yang telah memenuhi badan jalan sepanjang 50 meter tersebut.

"Terima kasih informasinya. SMS kan saja alamat dan lokasinya. Nanti saya akan tugaskan. Pak Walikota juga akan berkunjung ke kawasan Legenda Malaka siang ini," kata Ria, kemarin.

Alamat perumahan dan lokasi tumpukan sampah pun di-SMS-kan ke nomor telepon selular Ria Saptarika. Namun hingga senja kemarin, janji politisi PKS yang konsen dalam program KTP SIAK itu tak terbukti.

Berikutnya, pagi kemarin warga juga mengirimkan SMS ke nomor ponsel Walikota Batam Ahmad Dahlan, melaporkan sampah yang sudah dua bulan tak diangkut. Pesan terkirim, namun Dahlan tak memberikan tanggapan atau respon.

Kendati walikota kemarin juga berkunjung ke Perum Legenda Malaka Blok B, yang berdekatan dengan Perum Oma Batam Centre, namun sayangnya ia tak mengubris SMS laporan warga tersebut. Apa lagi akan turun sidak.

"Jika Pak Ria dan Pak Dahlan tak merespon pengaduan warga, berarti Adipura itu hanya simbol belaka. Ini sama saja Pemko Batam memelihara DBD dan ISPA. Pecuma saja fogging segala macam, kalau sampah menumpuk dan bertebaran hingga berbulan-bulan dibiarkan begitu saja," kata Adri menyesalkan.

Sehubungan dengan 25 tahun penyelenggaraan Pemeritahan Kota Batam yang bertepatan dengan hari ini 24 Desember 2008, anggota DPRD Provinsi Kepri H Taba Iskandar, juga memberikan cacatan penting tentang buruknya penanganan sampah di Kota Batam. Ia juga berpendapat Adipura hanya akan menjadi simbol semata dan tidak berarti apa-apa, ketika sampah menumpuk di mana-mana.

Tumpukan sampah di Perum Oma Batam Centre, baru hanya salah satu contoh kasus, karena hal serupa juga terjadi di berbagai kawasan perumahan lainnya. Di mana ada jalan sepi, di situ ada tumpukan sampah. (bersambung). (sm/ye)

2 komentar:

Kang Yadi mengatakan...

Batam...Oh, Batam...

Anonim mengatakan...

itu kan dulu mas, sekarang kita jadi korban kemalingan.