Cari Blog Ini

23 Februari 2009

Pasang Surut SBY-JK

Mau Pilih yang Mana

Keretakan SBY-JK

Hubungan Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memanas pasca keluarnya statemen politik dari Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok yang memprediksi capaian suara Golkar pada Pemilu 2009 hanya sekitar 2,5 persen. Hal itu memicu protes dari pihak Partai Golkar.

Memanasnya hubungan antara keduanya menjelang Pemilu dan Pemilihan Presiden yang digelar tahun 2009 ini tentu saja bisa terjadi mengingat SBY adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan Jusuf Kalla selaku Ketua Umum Partai Golkar.

Hubungan SBY-JK dan PD-PG semakin memanas ketika DPD Golkar dari berbagai daerah meminta Jusuf Kalla maju sebagai Capres bukan Cawapres. Menanggapi permintaan itu JK pun mengumumkan kesiapannya maju menjadi Capres Golkar.

Konsekwensi dari itu SBY-JK harus berhadapan pada Pilpres 2009. Hubungan SBY-JK pun diisukan semakin memburuk akibat sepulangnya JK dari luar negeri sejak sepekan yang lalu belum juga berjumpa langsung dengan Presiden SBY. Headline berbagai media massa pun memuat keretakan hubungan antara SBY-JK.

Namun masih untung, kedua pemimpin ini masih memiliki hati nurani dan menyadari bahwa mereka bukanlah Presiden Demokrat atau pun Wakil Presiden Partai Golkar. Tapi mereka adalah presiden yang memimpin seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

SBY dan JK pun melakukan pertemuan di kediaman pribadi Presiden di Puri Cikeas Indah, Bogor, Minggu (22/2). Pada pertemuan selama 40 menit tersebut keduanya sepakat mengurangi kesalahpengertian di dalam dinamika politik hingga pemilu mendatang.

Hasil pertemuan itu disampaikan juru bicara presiden Andi Mallarangeng dalam keterangan pers usai mendapat pengarahan dari presiden. Kedua pemimpin sepakat untuk mengurangi misunderstanding yang terjadi dalam dinamika politik dengan tujuan agar sisa waktu pemerintahan dapat berjalan dengan baik.

Ada tiga hal yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Salah satu hal yang diminta Presiden adalah agar JK sebagai ketua DPP Partai Golkar dapat terus membina hubungan lebih baik dengan Partai Demokrat. Karena jika hubungan kedua partai baik, pemerintahan pun akan berjalan baik.

Presiden dan Wapres juga mengevaluasi perkembangan situasi terakhir di Aceh pascarekonstruksi tsunami dan kelanjutan rekonsiliasi pacakonflik. Masalah lain yang dibicarakan adalah langkah-langkah di bidang ekonomi untuk mengatasi dampak krisis. Sebelumnya presiden juga minta Kalla untuk menjelaskan dinamika politik yang berlangsung di Partai Golkar.

Jalur damai dan mufakat yang diambil SBY-JK adalah sebuah langkah maju dalam perpolitikan di tanah air. Semoga saja damai dan kesepakatan di antara mereka tidak hanya sebatas retorika. Karena pemenangan pemilu hanyalah kendaraan untuk menjalankan amanah dan tugas mensejahterakan masyarakat. Sementara tugas dan amanah itu sekarang berada di tangan mereka berdua. **

Tidak ada komentar: