Cari Blog Ini

18 Oktober 2010

Jamaah Haji Indonesia Dirampok


** Pelakunya Diduga Sindikat dari Tanah Air

MADINAH-Jamaah calon haji (JCH) Indonesia harus lebih berhati-hati. Pasalnya kriminalitas terhadap JCH di sekitar Masjid Nabawi, Madinah, kembali terjadi. Kali ini JCH asal Ternate, Husain Arsyad Doa yang menjadi korban perampokan. Husain dirampas uangnya senilai Rp3 juta dalam mata uang Riyal, Minggu (17/10) ketika meninggalkan Masjid Nabawi usai shalat Subuh.

Pria berusia 68 tahun itu pergi ke Masjid Nabawi untuk salat subuh bersama teman-temannya. Namun usai shalat, ia terpisah dari rombongannya. Ia berjalan sendirian keluar dari masjid. Belum jauh berjalan, ada dua pemuda yang mengenakan pakaian batik mendekati Husain. Tiba-tiba dua lelaki itu merampas tas Husain yang sehari-hari berjualan rempah-rempah di Ternate.

"Saya nggak bisa melawan, saya pasrah saja. Mereka mengambil uang di tas saya," kata Husain saat melapor di Daker Madinah. Setelah mengambil uangnya, dua pemuda itu lantas meninggalkan Husain begitu saja. Untung Husain kemudian ditolong petugas haji dan dibawa ke Daker Madinah. "Di tas saya ada uang Rp 3 juta dalam bentuk riyal. Sekarang saya tidak punya uang sama sekali," kata JCH yang menginap di Hotel Dyar Assalam itu.

Penjambretan terhadap Husain merupakan kasus kriminalitas kedua yang menimpa jamaah Indonesia di sekitar Masjid Nabawi. Sebelumnya Dola Tanjung kehilangan uang senilai Rp15 juta karena tertipu orang yang menjanjikannya akan mengantarnya ke pemondokan. JCH asal Medan itu diajak masuk mobil dan kemudian uangnya diambil.

Menyusul banyaknya kasus kriminalitas tersebut, jamaah diminta harus lebih waspada bila pergi dan pulang dari Masjid Nabawi. Usahakan jangan sendirian dan tidak usah membawa banyak uang. "Hati-hati. Jangan mudah percaya pada orang yang pura-pura akan memberikan bantuan," kata Kepala Daker Madinah Subakin Abdul Muthalib.

Petugas pengamanan haji Madinah sebelumnya telah menangkap dua pria yang diduga akan menipu JCH Indonesia. Salah satu tersangka yang ditangkap mengenakan baju batik dalam aksinya.

Di sekitar Masjid Nabawi memang banyak orang-orang berniat jahat berkeliaran. Pengamanan Daerah Kerja Madinah setidaknya sudah menangkap dua orang yang diduga berprofesi sebagai penipu JCH.

Tersangka penipu kedua, Kartomo Subaidi Ninggar, bahkan ditangkap Kepala Daerah Kerja Madinah Subakin Abdul Muthalib sendiri, Sabtu (16/10). Karsomo diduga menjadi calo denda bagi jamaah haji sebanyak 300 riyal.

Subakin mencurigai Kartomo karena pria asal Madura ini aktif berkomunikasi
dengan jamaah di depan pemondokan haji dekat Masjid Nabawi. Padahal Kartomo
bukan jamaah dan bukan pula petugas haji. Subakin yang saat itu menyamar dengan pakaian preman pun akhirnya memutuskan untuk menangkap pria berusia 45 tahun itu.

"Ia ngakunya tinggal di Mekkah, ke sini untuk nyari keluarga. Tapi kan semua janggal, kalau ia tinggal ke Mekkah kenapa harus ke Madinah, kan nanti jamaah juga akan ke Mekkah," kata Subakin.

Mengetahui Kartomo ditangkap, satu temannya pun melarikan diri. Dari hasil pemeriksaan ditemukan Kartomo yang di Mekkah memakai nama alias Sulaiman Subaidi itu merupakan anggota jaringan penipuan JCH. Dari dua telepon genggam yang dipegang Kartomo ditemukan lima nama Ketua Rombongan (Karom) haji. Satu Karom biasanya membimbing 45 calhaj.

Kartomo mengaku hanya disuruh seseorang yang bernama Kadir untuk datang ke Madinah. Dari Kadir, ia hanya mendapatkan persenan 10 riyal dari setiap JCH yang berhasil ditipunya untuk membayar dam lewat dirinya. "Saya belum apa-apa. Saya baru nyari rumah (pemondokan haji) sudah ditangkap," kata bapak dari tiga anak itu.

Dari Kartomo, petugas keamanan menyita dua handphone, sejumlah kartu nama, kunci mobil dan surat-surat. Kartomo selanjutnya akan ditahan oleh petugas pengamanan haji Indonesia hingga musim haji berakhir. Bila Kartomo tidak mau besikap kooperatif, maka ia akan diseret ke polisi Madinah.

Sebelumnya, petugas pengamanan Madinah juga sudah menangkap seorang pria lainnya yang diduga sebagai calo dam. Pria itu bernama Musleh Jauharudin. Sang calo menyamar dengan memakai baju seragam jamaah haji Indonesia. Saat ditangkap, ia sedang membicarakan tarif dam jamaah sebesar 300 riyal dan menawarkan kartu perdana zain. Kartomo diyakini mengenal Musleih. Namun saat ditanyakan hal tersebut, Kartomo membantahnya.

Tips Jaga Keselataman

Untuk menghindari terjadinya peristiwa kriminal, Kepala Daerah Kerja Madinah, Subakin Abdul Muthalib memberikan tips sebagai berikut: Pertama, JCH jangan membawa uang dalam jumlah banyak saat akan ke Masjid Nabawi. Membawa uang untuk membeli air mineral sekitar 10-20 riyal saja sudah cukup. "Intinya kita ibadah saja, jangan pikirkan yang lain-lain dulu," kata Subakin.

Kedua, Karena baru tiba di tempat yang asing, kenali dan hafalkan gedung pemondokan. Upayakan catat nama gedungnya dan nomor sektornya. Catatan ini akan diperlukan bila sewaktu-waktu anda lupa. Ketiga, hafalkan jalan menuju dan pulang dari Masjid Nabawi. Ingat lewat pintu nomor berapa masuk Masjid dari situ pulalah sebaiknya keluar agar tidak bingung. Belokan apakah belok kanan atau belok kiri dan berapa kali belokan sebaiknya diingat karena gedung-gedung di sekitar Nabawi nyaris seragam.

Keempat kalau tersesat jalan, jangan tampak bingung. Langsung cari petugas haji Indonesia yang banyak bertugas di Masjid Nabawi. Petugas haji Indonesia dari Kementerian Agama yang resmi mengenakan seragam kemeja biru muda dipadu celana biru tua. Kemeja dilengkapi nama dan bendera merah putih kecil di lengannya.

Bila memakai rompi atau jaket warnanya biru tua bertuliskan, `Petugas Haji Indonesia` di bagian belakang bendera merah putih di dada. Sementara petugas dari kesehatan mengenakan kemeja warna putih dan celana biru dongker. Rompi berwarna abu-abu tua dan jaket berwarna biru benhur. Lambang bendera merah putih di dada serta tulisan `Petugas Haji Indonesia` di punggungnya.

Kelima, upayakan pergi dan meninggalkan Masjid Nabawi tidak sendirian, selalu bersama-sama teman atau rombongan, jangan berpencar, lebih baik saling menunggu bila salah satu teman belum selesai dengan urusannya. Keenam, jangan mudah percaya terhadap tawaran-tawaran ataupun bantuan orang yang tidak dikenal meskipun orang itu pandai berbahasa Indonesia dan memakai batik.

30 Ribu JCH Sudah Tiba

Sementara itu berdasarkan data dari Siskohat Daerah Kerja Madinah hingga Minggu (16/10) siang waktu setempat, sudah 30.155 JCH Indonesia yang sampai di Madinah. Terakhir, kelompok terbang (kloter) yang masuk ke Bandara King Abdul Azis Jeddah adalah embarkasi Banjarmasin kloter dua. Sedangkan di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah, embarkasi Solo kloter 12.

Dari total jamaah tersebut, ada sekira 21 jamaah haji Indonesia yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia hingga Sabtu kemarin. Tiga jamaah meninggal di Tanah Suci, yakni atas nama Siswanto embarkasi Medan kloter satu, Sudarmin bin Adam (55) embarkasi Banda Aceh kloter dua dan Mutamimah binti H Sueb (65) kloter enam JKS dan wafat di RS Al Anshor Arab Saudi.

Jamaah haji yang nyasar saat ingin kembali ke pemondokan juga cukup banyak. Tercatat, ada sekira 45 jamaah hingga Minggu pagi. Sementara dua jamaah menjadi korban kriminalitas di sekitar Masjid Nabawi. Dua nama tersebut adalah, Husain Arsyad Do'a embarkasi Ujung Pandang dua yang kehilangan uang Rp3 juta dan Dolla Tanjung yang kehilangan uang Rp10 juta plus 1.500 riyal.

Jamaah yang telah berada di Madinah langsung mengerjakan amalan sunah arbain di Masjid Nabawi. Arbain adalah salat 40 waktu yang dikerjakan secara berturut-turut berjamaah di Masjid Nabi tersebut. Jika 40 waktu maka waktu yang dibutuhkan bagi jamaah adalah delapan hari untuk melaksanakan arbain. Rata-rata memang masa tinggal jamaah haji Indonesia antara delapan hingga sembilan hari. (sm/oke/dtc/vv/ye)

Tidak ada komentar: